kenapa Pramuka itu wajib ?

 APA ITU PRAMUKA ??

Gerakan pramuka telah diatur dalam undang-undang nomor 12 tahun 2010, yang menjadikan pramukan dasar pokok dalam penyelenggaraan kepramukaan di Indonesia.

Berdasarkan undang-undang tersebut diketahui bahwasannya pramuka ialah suatu organisasi yang di bentuk untuk mewadahi setiap Gerakan pramuka di Indonesia.

Pramuka sendiri bukan nama organisasi melainkan kependekan dari Praja Muda Karana yang memiliki arti jiwa muda yang suka berkarya.

Dalam setiap Gerakan pramuka, memiliki logo tunas kelapa. Pemilihan logo tersebut memiliki filosofi. 

Logo kelapa memiliki arti memberikan banyak manfaat mulai di daunnya,buahnya bahkan batangnya hingga akarnya dapat dimanfaatkan. Sebab karena itu para anggota pramuka diharapkan dapat bermanfaat dimanapun mereka berada.

Setiap aspek yang berkaitan dengan kegiatan pramuka disebut dengan kepramukaan yang menjalakan satya dhama dan dharma pramuka. 

Kepramukaan yang mencakup hal tersebut ialah proses dalam membentuk kepribadian yang memiliki kecakapan dalan hidup dan akhlak mulia.

Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler mulai dari tingkat SD sampai SMA. Namun, pramukapun telah ada pada tingkatan universitas.

Pramuka menjadi salah satu ekstrakurikuler yang banyak peminatnya. Oleh karena itu tidak sedikit yang menjadi anggota dalam setiap kegiatan kepramukaan.

Karena setiap kegiatan pramuka selalu dikemas menyenangkan. Namun, tetap mendidik dan melatih keterampilan.

Pramuka juga membantu dalam membentuk karakter peserta baik dan sesuai dengan tujuan pramuka sendiri.

4 Tingkatan Dalam Pramuka

1) Siaga

Siaga merupakan tingkatan pertama dalam pramuka. Dengan anggota usia 7-10 tahun. Pemberian nama siaga ini berdasarkan saat perjuangan Bangsa Indonesia yang bersiaga dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan membentuk organisasi yang diberikan Boedi Oetomo tahun 1908.

Dalam tingkatan ini, akan di kelompokkan menjadi satuan kecil yang beranggota 5-10 orang dan seorang pemimpin yang disebut dengan perindukan. Pemimpin utama perindukan ini disebut dengan sulung. Tingkatan ini pula terbagi menjadi tiga tingkatan Kembali, yakni mula, bantu, dan tata.

2) Penggalang

Penggalang merupakan tingkatan lanjutan dari siaga, dengan rentan usia 11-15 tahun. Penamaan penggalang ini berdasarkan pada penggalangan perjuangan rakyat Indonesia dalam mempersatukan diri untuk upaya kemerdekaan Indonesia di peristiwa Sumpah Pemuda.

Dalam penggalangpun terbagi Kembali menjadi kelompok kecil dengan sebutan regu. Satuan regu ini disebut dengan pasukan yang terdiri dari 5-10 anggota penggalang. Satuan regu ini dipimpin oleh pimpinan regu dan pemimpin utama dengan sebutan pratama. 

Tingkatan penggalang ini terbagi menjadi tiga tingkatan, yakni penggalang ramu, rakit dan terap.

3) Penegak

Tingkatan penegak ini beranggotaan dengan rentan usia 16 sampai 19 tahun. Istilah penegak ini berdasarkan penegakan kemerdekaan Indonesia. Satuan kecil penegak ini disebut dengan nama sangga, terbagi Kembali dengan nama ambalam. Dalam satu sangga terdiri dari 7 sampai 10 anggota pramuka penegak yang dipimpin oleh seorang pemimpin sangga.

Pemimpin sangga mempunya pemimpin sangga utama disebut dengan pradana. Pradana bertufan dalam memimpin ambalam. Dalam tingkatan penegak ini terbagi menjadi dua, yakni penegak bantara dan penegak laksana.

4) Pandega

Tingkatan pandega ini merupakan tingkatan yang anggotanya telah berusia dewasa. Mulai dari 21-25 tahun. Pada tingkatan ini, pandega disebut juga dengan nama remaja madya yang menuju kemantangan jiwa dan kesadaran diri.

Tingkatan ini dapat ditemui pada tingkat universitas. Dengan tujuan memperjuangkan meraih cita-cita. Istilah pandega ini memiliki makna dan filosofi yang romantic mengenai perjuangan bangsa Indonesia..

Gerakan Pramukan selalu menghasilkan penerus yang tangguh dan siap dalam sosialisasi masyarakat. Berdediksi untuk bertanggungjawab dan displin serta tak sungkan dalam menghadapi rintangan kedepannya.

Dalam hal ini para generasi pramuka mengalami kondisi berat dengan masih tingginya tinggak penyebaran COVID-19 di Indonesia. Hal ini dibutuhkan jiwa dan karakter untuk disiplin dalam mengikuti protokol Kesehatan yang telah dianjurkan oleh kemenkes.

Tidak lelah mengingatkan ke dalam lapisan masyarakat untuk mematuhi protokol Kesehatan. Sebab untuk mengurangi krisis yang terjadi saat ini diperlukan gotong royong dari semua lapisan untuk mengurangi tingkat penularannya.