Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Strategi Menghadapi Disrupsi di Dunia Pendidikan

Saat ini kita menghadapi revolusi industri 4.0, dimana semua perubahan begitu cepat terjadi. Kemajuan dan inovasi di segala bidang berubah drastis. Semua pekerjaan melibatkan tekhnologi dan semua orang sudah merasakan perubahannya.
Strategi Nadiem dalam Menghadapi Disrupsi di Dunia Pendidikan

Ketika kita membutuhkan informasi tentang suatu hal, internet menyajikan informasi itu dengan cepat. Pada saat kita membutuhkan alat transportasi, tinggal menggunakan gawai untuk mengorder transportasi online. Kita juga tak payah mengantre membeli karcis di stasiun, cukup dengan aplikasi yang ada kita sudah memesannya bahkan bisa membatalkan atau mengubah jadwal keberangkatan jika ada hal yang mendesak terjadi. Semua itu akibat dari oerkembangan industri 4.0.

Perubahan yang begitu cepat sebagai bagian perkembangan zaman ini sulit untuk dicegah. Atau paling tidak ditunda sesaat untuk mempersiapkan diri beradaptasi dengan itu. Mungkin, jika kita memulai belajar teknologi baru, besoknya akan muncul lagi teknologi yang lebih mutakhir. Itulah sebabnya kita membutuhkan kompetensi yang wajib bisa meng-cover perubahan itu agar kita sanggup berada di dalamnya dengan baik.

Pendidikan adalah salah satu sasaran empuk sebagai lembaga yang mampu mempersiapkan generasi siap dan unggul menghadapi perubahan zaman.

Terpilihnya Nadiem Makariem menjadi Menteri Pendidikan sempat viral beberapa waktu sebelum dan sesudah pengangkatannya. Betapa tidak. Mantan CEO Gojek ini ditunjuk sebagai pengganti Muhajir Efendi. Muhajir efendi merupakan mantan rektor universitas, masih relevan dengan dunia pendidikan. Nadiem Makariem, hanya seorang CEO perusahaan jasa transportasi, jauh terlibat dengan dunia pendidikan.

Namun, keberhasilan mengolah, berkolaborasi, menerapkan teknologi, dalam mengelola Gojek menjadikannya salah satu perusahaan rintisan (startup) dengan gelar "unicorn". Gelar ini disematkan bagi startup baru yang memiliki nilai valuasi diatas 1 Miliar USD atau setara dengan 14,1 Triliun. Bahkan, gojek kini bergelar "dedacron" sebab nilai valuasinya telah mencapai 10 Miliar USD.

Usia yang masih muda dan telah teruji dalam menghadapi disrupsi perubahan zaman, bisa jadi menjadi alasan Presiden Joko Widodo untuk memilih Nadiem menjadi menteri pendidikan pada periode keduanya.

Ditambah lagi, visi misi pendidikan di Indonesia yang diusung presiden salah satunya mempersiapkan generasi Indonesia memiliki karakter dan kompetensi masa depan. Misi ini cenderung cocok diemban oleh Mas Nadiem yang telah teruji menghadapi kebutuhan zaman.

Pendidikan Indonesia mulai berharap dengan dipimpinnya Mas Menteri Nadiem, begitu beliau ingin disapa, generasi Indonesia akan tercetak orang seperti Nadiem Makariem lebih banyak lagi. Sehingga SDM Indonesia lebih unggul, tidaknya dalam negeri saja, tetapi juga kelas internasional.

Awal kemunculannya sebagai orang nomor satu di dunia pendidikan ini tidak hanya berhenti di sini. Pemaparan-pemaparan gagasan Nadiem Makariem mendapat perhatian serius semua kalangan masyarakat. Idenya tentang Merdeka Belajar disambut baik oleh semua pihak. Apalagi bagi pendidik, sebab keempat kebijakan ini membuat guru merasa diperhatikan lebih.

Selama ini, pendidik terutama guru dalam praktek pendidikan selalu diribetkan dwngan sekumpulan administrasi yang memberatkan. Salah satu kebijakan dari Merdeka Belajar adalah dengan menyederhanakan RPP hanya memiliki 3 komponen saja. Guru diberikan kemerdekaan dalam mengajar dan memilih strategi pembelajarannya agar tercipta inovasi-inovasi dalam membantu siswa menghadapi masa depan.

Salah satu pemaparan yang menarik adalah saat beliau menyampaikan gagasan mengenai kompetensi apa yang seharusnya dimiliki oleh generasi indonesia agar terbentuk SDM Unggul di Era Ekonomi Digital pada Hari Oeang.

Pemaparan beliau ini menarik untuk diulas dan direnungkan. Pasalnya, SDM Unggul tidak hanya mengarah pada generasi atau siswa saja, tetapi guru sebagai pelaku utama pendidikan wajib memiliki kompetensi ini.

Apa saja itu? Berikut ulasannya

Kompetensi Bahasa Inggris


Percepatan informasi membuat ruang dan waktu tidak terbatas. Beberapa waktu lalu, pendidikan kita diperbandingkan dengan pendidikan di Negara Swedia. Dimana Swedia ini memiliki sistem pendidikan terbaik dunia, jauh dengan prestasi pendidikan Indonesia.

Kita tentu miris ketika mendengar atau membaca prestasi pendidikan Indonesia di mata dunia. Misalnya peringkat PISA yang mendudukkan Indonesia pada peringkat terbawah. Pendidikan Indonesia, menurut survei ini, berkesimpulan bawa murid-murid kita memiliki budaya literasi yang rendah, kemampuan logika Matematika yang rendah pula.

Negara Swedia yang memiliki peringkat terbaik dunia ini diikuti dengan arah kebijakan pemerintah dalam mengelola pendidikan. Kurikulum kemudian disesuaikan agar mampu mendongkrak prestasi siswa dalam berliterasi dan problem solving.

Namun, apakah dengan mengubah kurikulum merupakan solusi?

Dalam kesempatan lain, Nadiem mengisyaratkan tidak akan mengubah kurikulum yang ada. Beliau memilih startegi dan kompetensi apa yang dibutuhkan agar pendidikan mampu mengikuti perkembangan zaman. Ditambah lagi, kompetensi apa saja yang dibutuhkan generasi masa depan.

Percepatan informasi tidak hanya dari dalam, bahkan perubahan zaman paling banyak berasal dari luar. Kemampuan mendapatkan informasi dari luar tentu menggunakan bahasa luar. Sehingga kemampuan menguasai bahasa asing sangat diperlukan agar generasi muda mampu memilah informasi yang benar dan dibutuhkannya.

Bahasa Inggris menjadi konten bahasa dunia. Riset dan penelitian yang dilakukan pendidik asal Swedia, bisa kita akses untuk dipelajari, selanjutanya kita terapkan dalam kehidupan pendidikan kita.

Kemampuan berbahasa Inggris yang baik, mampu berkomunikasi, adalah salah satu cara bersosialisasi dengan dunia luar. Menurut Nadiem Makariem, kita bukan lagi masyarakat lokal melainkan sudah menjadi warga internasional.

Namun, kemampuan bahasa Inggris ini lebih dotekankan bagaiaman kita bisa mengimbangi dan menghadapi perubahan secara global. Domainnya terlalu luas untuk dipahami dan dikuasai. Setidaknya, menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa yang wajib dikuasai adalah cara terbaik untuk mempersiapkan generasi menghadapi masyarakat global.

Inti kemampuan berbahasa, entah bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, sebenarnya bagaimana memahami teks bacaan sebagai sebuah informasi. Kita tentu sering mendengar kabar palsu mengenai berita yang dosebarkan orang tak bertanggung jawab. Bagi yang memiliki kemampuan literasi yang cukup, tentu tidak akan termakan oleh isu bohong.

Koding dan Pemograman

Bahasa koding dan pemograman sangat dibutuhkan oleh generasi masa depan. Mereka akan menghadapi dunia yang serba digital. Kemampuan bahasa pemograman atau koding ini menjadi bekal bagi generasi Z, apakah mereka selanjutnya sebagai pencipta aplikasi atau pengguna aplikasi.

Lagi-lagi menilik pengalaman Nadiem Makariem saat masih menjabat CEO Gojek. Mas Nadiem sudah membaca perkembangan tekhnologi ini sejak sepuluh tahun yang lalu. Beliau mampu menciptakan tekhnologi yang dapat berguna oleh masyarakat. Bukan hanya itu, Gojek mampu mengkolaborasikan pekerja ojek pangkalan, taksi, penjual makanan, agar menjadi mitra yang saling menguntungkan.

Mas Nadiem sendiri adalah contoh ideal. Ia mampu membuat lapangan pekerjaan untuk jutaan pengemudi, membesarkan jaringan usaha, hingga kemudahan transaksi digital. Semua itu dilakukan dengan membuat aplikasi yang utama kompetensinya adalah bahasa pemograman.

Kemudian jika menilik kaitannya dengan pendidikan, apa pendidik harus menguasai pemograman?

Nahasa koding atau bahasa pemograman tidak hanya berorientasi menciptakan aplikasi seperti Mas Nadiem dengan Gojek-nya. Kemampuan koding justeru lebih menekan bahasa virtual dalam mengolah informasi lebih cepat dan efisien.

Pendidik tentu merasakan penerapan Raport Kurtilas. Di sana guru wajib melaporkan hasil pembelajaran siswa dengan penilaian yang kompleks. Hampir semua sekolah menggunakan aplikasi kurtilas yang dibuat dengan formula atau bahasa khusus dalam mengolah data.

Artinya, kompetensi koding dan pemograman akan memgantarkan pendidik menjadi guru yang unggul dalam mengolah data. Mereka akan cepat melakukan tugas administratif yang sifatnya data.

Guru yang memiliki bahasa pemograman lain pun memiliki nilai tambah. Misalnya guru mampu membuat aplikasi berbasis android untuk membuat game pendidikan atau sejenisnya.

Di SDN Ratujaya 1 juga telah menerapkan Lamaso (Larihan Mandiri Siswa Online) yang dibuat dalam bahasa pemograman berbasis webs. Lamaso dibuat dengan bahasa HTML, CSS, javascript, dan JQuery. Lamaso bukanlah aplikasi, seperti harus diinstal atau diunduh di playstore, Lamaso hanua sebuah file berekstensi .html dimana dapat dibaca oleh alat peramban (browser) di semua gawai.

Kolaborasi dan Mentorship

Sebagaimana dijelskan sebelumnya, bahwa kita tidak lagi menjadi masyarakat di lingkungan kita saja, tetapi kita sudah menjadi masyarakat global.

Artinya, kita tidak hanya berinteraksi dengan dunia di satu kawasan saja. Kita sejatinya telah berada dalam dunia yang tanpa memiliki batas.

Perkembangan teknologi, budaya, kreatifitas, dan ekonomi dari luar akan kita rasakan dengan cepat. Prestasi pendidikan di negara Swedia dapat kita tiru dengan turut mempelajari strategi pembelajaran yang mereka kembangkan.

Berkolaborasi dengan menyerap informasi yang dibutihkan demi perkembangan pendidikan di Indonesia menjadi suatu hal mutlak. Mengapa? Kita tidak akan tahu letak permasalahan apa yang dihadapi kita sehingga peringkat pendidikan masih di bawah PISA.

Memberikan bimbingan dari pelaku pendidikan juga suatu keniscayaan sebagai warga global. Mendatangkan mereka untuk bekerja sama menelurkan pengetahuan mereka kepada kita juga akan meningkatkan ekosistem kemajuan yang signifikan.

Nadiem Makariem menyebutkan bahwa Berkolaborasi dan mendatangkan pelaku atau profesional dari luar bukanlah sebagai suatu bentuk ketidakpercayaan pada pelaku profesional yang ada di Indonesia. Menurutnya lagi, idealsme sempit dan nasionalisme sempit akan membahayakan dunia pendidikan di Indonesia.

Mengapa?

Mendatangkan para ahli untuk mendapatkan pengalaman mereka, ilmu pengetahuan mereka, sehingga tercipta inovasi baru bagi kemajuan negara adalah salah satu cara yang efektik. Jangan dilihat dari mana mereka berasal. Kita harus bisa menciptakan suatu jnovasi yang dibutuhkan dunia. Oleh karenanya, kita membituhkan ekosistem kerjasama tingkat dunia agar lebih maju.

Statistika dan Psikologi

Pendidik tentu paham mengenai psikologi anak didiknya. Mereka paham bagaimana menerapkan kkmpetensi pedagogis sebagai strategi dalam mempersiapkan anak didik menjadi generasi unggul.

Namun, jika berbicara dengan statistika, tentu sebagian guru akan mengernyitkan dahi. Untuk apa statistika dalam pendidikan?

Perkembangan dunia saat ini lebih cenderung pada penggunaan data. Orang tidak lagi asal bicara. Mereka harus berbicara fakta dan sesuai data.

Dalam pendidikan, statistika bisa diperoleh saat menganilisa minat dan bakat siswa, kecenderungan siswa, permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pendidikan.

Statistika dibutuhkan untuk mengukur sejauh mana tindakan pembelajaran yang telah kita lakukan dan akan melihat keberhasilan atas pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam jangka panjang, kita mamlu melihat apa yang telah dilakukan hari ininapakah memberikan efek pada masa 10 tahun yang akan datang?


Kesimpulan

Generasi unggul merupakan suatu keniscayaan yang lahir dari pendidikan.. Perkembangan zaman yang cepat berubah akan menimbulkan disrupsi, dislokasi, maupun kebingungan bagi generas mendatang.

Empat Kompetensi dalam pemaparan di atas ini merupakan suatu strategi yang dijabarkan Nadiem. Yaitu suatu pemaparan bagaiamana SDM Unggul dibutuhkan pada masa yang akan datang.


Generasi atau SDM Unggul ini mampu membuat langkah cepat / pintasan / shortcut dalam menghadapi wra disrupsi.  Kompetensi apa yang dapat digunakan sebagai alat atau kemampuan meriset apa saja yang dibutuhkan dan tindakan apa saja yang harus dijalankan. Tujuannya adalah agar generasi Indonesia mampu berkontribusi dengan baik dalam level lokal maupun internasional.


Post a Comment for "Bagaimana Strategi Menghadapi Disrupsi di Dunia Pendidikan"